Sudah hampir dua tahun saya tinggal dan bekerja sebagai Guru di Kab.Bogor, tepatnya di SDN Menteng Kecamatan Sukamakmur, yang termasuk ke dalam wilayah teritorial Bahasa Sunda di Jawa Barat.
Saya masih ingat betapa sulitnya saat dulu harus beradaptasi dengan lingkungan
baru di tempat tugas. Salah satu hal yang menghambat sosialisasi saya dengan
lingkungan adalah perbedaan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.
Dalam kehidupan sehari-harinya, mayoritas kawan-kawan guru di sekolah masih memakai Bahasa Sunda dalam berkomunikasi. Sedangkan saya sendiri basically adalah keturunan asli ting-ting dari Suku Jawa yang tidak mengerti sedikitpun tentang Bahasa Sunda. Selain menguasai Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah, kita juga harus tahu bagaimana Perkembangan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia.
Terbayang jika berada di posisi saya..?
Dalam kehidupan sehari-harinya, mayoritas kawan-kawan guru di sekolah masih memakai Bahasa Sunda dalam berkomunikasi. Sedangkan saya sendiri basically adalah keturunan asli ting-ting dari Suku Jawa yang tidak mengerti sedikitpun tentang Bahasa Sunda. Selain menguasai Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah, kita juga harus tahu bagaimana Perkembangan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia.
Terbayang jika berada di posisi saya..?
Sebetulnya, saya masih punya kesempatan bersosialisasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia, tetapi rasa canggung itu muncul ketika kita bertanya menggunakan Bahasa Indonesia dan orang yang kita tanya menjawabnya dengan Bahasa Sunda Campur lagi. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, akhirnya sekarang saya telah bisa mengucapkan dan mengerti sebagian besar kata-kata di dalam Bahasa Sunda, ya kurang lebih 90% lah. Paling tidak, saya sudah bisa mengerti artinya jika ada orang yang berbicara menggunakan Bahasa Sunda. Di samping belajar bahasanya, saya juga pernah mencicipi Putri Noong-Jajanan khas Sunda.
Pada dasarnya Bahasa Jawa dan
Bahasa Sunda memiliki banyak kesamaan, termasuk kesamaan pengucapan dan
penulisannya. Berikut ini adalah beberapa kata dalam Bahasa Jawa dan Bahasa
Sunda yang memiliki kesamaan penulisan dan pengucapan (Homonim), kesamaan pengucapan (Homofon),
tetapi memiliki arti yang jauh berbeda.
1. Atos
Dalam Bahasa Jawa, Atos mempunyai arti = Keras.
Sedangkan dalam Bahasa Sunda, Atos merupakan bahasa halus yang berarti =
Sudah.
2. Cokot/Nyokot
Dalam Bahasa Jawa, Cokot mempunyai arti = Gigit.
Sedangkan dalam Bahasa Sunda, Cokot = Ambil.
3. Gedang
Dalam Bahasa Jawa, Gedang mempunyai arti =
Buah Pisang. Sedangkan dalam Bahasa Sunda, Gedang = Buah Pepaya.
Coba bayangkan kalau ada orang Sunda ngomong begini
ke orang Jawa “ Atos Nyokot Gedang?”
4. Sangu
Dalam Bahasa Jawa, Sangu mempunyai arti = Uang saku/Bekal. Sedangkan
dalam Bahasa Sunda, Sangu = Nasi.
5. Urang
Dalam Bahasa Jawa, Urang mempunyai arti = Udang. Sedangkan dalam
Bahasa Sunda, Urang = Aku.
6. Amis
Dalam Bahasa Jawa, Amis mempunyai arti = Bau Anyir
semisal bau Ikan. Sedangkan dalam Bahasa Sunda, Amis = Manis.
Tentu kalimat “Sangu Urang Amis” akan mempunyai arti yang jauh berbeda di benak
orang dari Suku Jawa dan orang dari Suku Sunda.
Sudah selayaknya kita sebagai warga
Negara Indonesia merasa bangga dengan keberagaman ratusan bahkan mungkin ribuan
bahasa daerah yang dimiliki oleh Negeri ini, termasuk Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa. Apapun Suku dan Bahasanya, kita
semua tetap SATU INDONESIA.
Salam Guru Pantura.
indonesia memang kaya akan budaya juga bahasa ya mas :)
BalasHapussalam
Iya pak, budaya dan bahasa yang wajib kita lestarikan dan juga kita banggakan.
Hapusmemang terlalu berbeza maksud setiap perkataan itu.. bahasa malaysia dan bahasa indonesia juga ada perkataan yang berbeza maksudnya.. saya faham sedikit bahasa indonesia kerana sering menonton sinetron dari indonesia..
BalasHapusBahasa di dalam satu negara saja berbeda, apalagi beda negara buk :)
Hapusjangankan basa jawa dengan bahasa sunda... sesama bahasa jawa beda dialek saja banyak yang beda.
BalasHapuseh tapi yang sama kata beda arti apa ya?
:D
Betul kang, kata sama mempunyai arti yang berbeda termasuk b.jawa tengahan dan b.jawa timuran.
HapusBanyak contoh kosakata homonim.
Apel = Apel :D
Setiap daerah di indonesia. pasti mempunyai bahasa & budaya berbeda beda..
BalasHapusTepat sekali pak
Hapusini kasusnya sama dengan saya,cuma kebalik,kalau saya Sunda Berkelana ke Jawa,awalnya sama seperti Pak guru tadi,tapi sekarang ( sudah 17 th di Jawa )saya sudah lancara berbahasa Jawa,hehe
BalasHapusTeman senasib dengan saya pak :D
HapusSaya sejak lahir di Lampung saja ga paham bahasa lampung, apalagi cuma 3 tahun saya pernah di bogor, tidak bisa bhs sunda blas, tp giliran ke cina baru 3 bulan lancar bhs mandarin, berarti sering praktek dan mendengar dan dibarengi minat cepat bisa :)
BalasHapusKok bisa begitu ya buk.. hehe
HapusMungkin karena pengaruh minat individu dalam mempelajari sebuah bahasa dengan didukung oleh lingkungan yang kondusif pula.
Saya sewaktu dulu kuliah belajar B.Mandarin selama 2 semester, tapi sekarang kosakatanya sudah hilang semua karena jarang di pakai :D
dengan ada nya penjelasan dalam artikel diatas, harapannya tidak terjadi salah paham ya mas apabila warga jawa berjumpa dengan warga sunda :)
BalasHapusKurang lebih tujuannya seperti itu buk, dan juga untuk mencegah terjadinya salah faham yang fatal.
HapusSaya juga hanya menyebutkan beberapa kata homonim saja antara b.sunda dan b.jawa, sama dalam penulisan dan pengucapan tetapi memiliki arti yang sangat jauh berbeda.
hehe..kayaknya saya belum komentar tetapi sudah tertawa terlebih dahulu, saya juga pernah alami mas, saya berbahasa indo, tetapi sidia malah jawab bahasa lain,ya sudah kagak nyambung kemana-mana
BalasHapusterjadi waktu si SULAWESI
Ternyata banyak juga kawan-kawan yang pernah mengalami kejadian bersosialisasi antar bahasa daerah seperti saya ya buk :D
Hapussaya sama seperti mbak @anisayu nastutik lahir di lampung tapi gk bisa bhasa lampung..tapi kalau dengerin orang ngomong pakek bahsa lampung dikit" ngerti si tapi ndak bisa bercakap pakek bahsa lampung..hehe..soalnya keluarga ku jawa semua bang..:)...thanks infonya..
BalasHapusMungkin karena di Lampung sendiri kebanyakan masyarakatnya berasal dari jawa ya pak.
HapusJurus terakhir berkomunikasi antar daerah di nusantara yaitu dengan "Bahasa Indonesia" :D
Hehehe :)
BalasHapusLucu juga kalau jadi salah paham.
Eh, kalau "naon" artinya apa Pak?
"naon" artinya "apa"
Hapus"kunaon" artinya "kenapa"
Saya jadi tertawa melihat tulisan di atas "JANDA" yang memiliki kepanjangan dari Jawa Sunda. he,, he,, he,,, Dari secuil bahas ini saja smart banget deh... :D
BalasHapusSalam
Hanya sebatas singkatan iseng pak, tapi konotasinya menjadi agak negatif. Untuk lebih sopannya biasanya orang-orang menyingkatnya "JASUN"
HapusSalam.
saya jasun, bpaku jawa dan ibuku sunda...jadi bhasa q kadang jawa kadang sunda, tpi kata mbahku logat q lebih ke jawa hehe...mlah ibuku sndri d bilang logat jawa sm tmen2 pengajiannya pdahal ibuku asli sunda lho :-D
BalasHapusWaaahh, sangat beruntung bisa berada di tengah-tengah keluarga yang multi-bahasa ya :)
HapusBahasa Jawa dan Bahasa Sunda, masing-masing memiliki ciri khas yang unik.
Maaf kalau agak menyimpang dari topik....
BalasHapusMasih banyak lagi "Homofon" di indonesia, yang kadang kala untuk mengucapkan kannya harus berfikir dulu, benar atau tidak nih kata saya ini, sebagai contoh antara Bahasa Jawa dan Lampung ; untuk kata " LAWANG " berarti "PINTU" versi Jawa dan " GILA" versi Lampung
Tepat sekali Pak, banyak sekali contoh "homonim dan homofon" antar bahasa daerah di Indonesia. Banyak kata yang penulisan dan pengucapannya sama tetapi memiliki arti yang sangat jauh berbeda.
HapusContohnya antara bahasa jawa dan bahasa sunda, atau antara bahasa jawa dan bahasa lampung.
jadi kalau urang jawa pergi kesunda jadi berubah jadi udang, tapi begitulah indonesia berbeda beda namun tetap satu jua
BalasHapus"Urang Jawa" kalau di Jawa berarti "Udang dari Jawa"
Hapus"Urang Jawa" kalau di Sunda berarti "Orang dari Jawa"
Ya begitulah keragaman yang sangat indah di Indonesia Pak.
Bener Pak... saya pernah ngalami... di sunda ada famili lg punya acara ... nah saya tulen orang jawa.. namanya jaga sopan santun plus malu didalam acara banyak makanan dan minuman Es teh dalam Teko... klo orang sunda bilang TUANG = Makan ... nah saya disuruh TUANG ... yang saya lakukan TUANG es teh .. lalu di suruh TUANG lagi.. ya sekali lagi saya TUANG terus minum sampai kembung... dalam hati ... KAPAN NIH MAKANNYA..... masa minum terus...
BalasHapusKata "tuang" memang termasuk kata halus di dalam bahasa sunda yang mempunyai arti "makan". Dan sering disalah artikan oleh orang daerah lain yang terbiasa mendengar kata "tuang" sebagai perintah untuk menuang minuman.
HapusHehe, pengalaman berbahasa yang sangat menarik ya buk :)
Inilah salah satu kekayaan dan keaneka ragaman budaya dan bahasa di negara kita yang " Bhineka Tunggal Ika " ini
BalasHapusIya Bu, keanekaragaman bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan Bangsa Indonesia.
HapusKatanya bahasa Sunda Lemes (Bahasa Sunda Halus) banyak dipengaruhi oleh bahasa Jawa Halus pd jaman penyebaran Islam (Walisongo) dan penaklukan Mataram atas Pajajaran?
BalasHapusMungkin memang seperti itu adanya Pak, atau bisa juga karena lokasi Suku Sunda dan Suku Jawa yang secara letak geografis terdapat di satu pulau, sehingga memungkinkan adanya akulturasi budaya dan bahasa.
HapusKalo pangaweruh sama sarerea apa kang?
BalasHapusDi dalam Bahasa Sunda, pangaweruh artinya pengetahuan.
HapusSedangkan sarerea artinya semua. Sarerea mempunyai arti yang sama dengan kata sadayana.
mau belajar.. kedua bahasa.
BalasHapuskalau gini pahami 1 kata dan 2 makna :v
Iya Pak, belajar satu kata untuk dua bahasa sekaligus, yaitu bahasa sunda dan bahasa jawa, biarpun beberapa kata tersebut mempunyai makna yang berbeda di kedua bahasa.
HapusKok bisa ya banyak kata yg mirip. Klo di Jawa Timur beda lagi. Jarang kata dalam dialeg Arekan sama dengan dialeg Madura
BalasHapus2019 nyimak lagi hhe
BalasHapus