Topi Bundar, Bakso Nomaden Di Salatiga

Mungkin sudah tak terhitung lagi sudah berapa warung dan jenis bakso khas yang sudah pernah saya singgahi dan rasakan di Kota Salatiga, tetapi ada satu bakso yang membuat saya kecanduan hingga saat ini. Bakso Pak topi bundar, begitulah cara saya menyebutnya.
Perpaduan rasa yang pas antara tepung, daging, dan sedikit campuran lemak membuat bakso Pak topi bundar gurih dan agak kenyal. Dengan pelengkap sayur daun sawi dan potongan tahu goreng yang terbilang cukup banyak, ditambah siraman kuah gurih yang masih panas.
Terus alamat warungnya di mana…?
Saya sendiri juga bingung menjawab kalau ditanya tentang alamat warungnya. Soalnya Pak topi bundar ini berjualan dengan cara nomaden *berkeliling mendorong gerobaknya*. Biasanya beliau mulai berangkat dari rumahnya jam 3 sore di daerah Turusan, Salatiga.

Rute yang ditempuh adalah seputar Turusan- Jln.Pattimura- Sumopuro- Domas- Cungkup- Kemiri, terkadang sebelum semua rute tersebut terlewati, dagangan beliau sudah habis duluan. Saya mempunyai trik tersendiri agar bisa berpapasan dengan Pak topi bundar, sekitar jam 4 sore saya cegat nongkrong saja di Jln.Pattimura yang dekat dengan pertigaan Domas. Saya jamin pasti papasan dengan beliau.

Satu hal lagi yang dulu pernah membuat saya terheran-heran, saat pesan baksonya saya malah ditanya “Tumbas pinten ewu Mas?” → “Beli berapa ribu rupiah Mas?”. Ternyata beliau melayani pesanan request harga dari pembeli. Pernah sekali saya melihat orang yang beli bakso hanya dengan Rp.2000- saja. Sedangkan saya sendiri biasanya beli Rp.5000-, dan coba tebak berapa jumlah baksonya? antara 15 sampai 18 bakso. Mantaaab gak tuh!!.

Beberapa waktu yang lalu saya coba memberanikan diri bertanya kepada beliau,
“Nek sade bakso kados ngeten nopo njenengan mboten rugi Pak?” → “Kalau jualan bakso seperti ini (banyak) apa bapak tidak rugi?”. Dengan santai beliau menjawab “Untunge nggih kedhik sanget mas, sing penting kan ben dinten usahane lancar”.
Dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih “Untungnya ya sangat sedikit sekali mas, tapi yang penting kan usahanya lancar setiap hari”.

Memang nikmat rasanya sore-sore makan bakso di pinggir jalan, dan dilihatin banyak orang. Keringetan karena kepedesan yang bikin ngiler semua mata yang memandang. Setelah makan bakso Pak Topi Bundar, tak ada salahnya mencicipi SATE LEMAK/GAJIH KHAS SALATIGA.

Semoga Informasi Bakso Khas Kota Salatiga tadi bermanfaat bagi kawan-kawan.

Ditulis oleh : Abdul Wahab

Tweet