Pengertian dan Contoh Etnosentrisme dan Etnorelativisme

Untuk beberapa hari belakangan ini saya menjadi jarang posting dikarenakan tugas kuliah dan juga SKRIPSI yang harus saya kerjakan. Semester akhir seperti ini bagi mahasiswa ibarat jalur pantura saat mudik lebaran. Untuk kesempatan ini saya akan kembali mengulas masalah seputar lingkup budaya dan tentunya masih satu bingkai dengan tugas kuliah yang wajib saya kumpulkan.
Etnosentrisme atau Etnorelativisme (Guru Pantura)

Apakah kawan-kawan semua di saat sedang main, sekolah, atau kuliah, pernah mendengar istilah Etnosentrisme? Atau juga istilah Etnorelativisme??. Kedua istilah yang saya sebutkan tadi merupakan kata yang saling berlawanan maknanya atau biasa disebut dengan konotasi kata.

Etnosentrisme sendiri mempunyai pengertian sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Ada  juga yang mengatakan bahwa Etnosentrisme adalah pandangan atau sikap yang mempercayai bahwa golongan atau kebudayaan etnik sendiri lebih unggul daripada golongan atau kebudayaan etnik lain. Dalam sumber lain dikatakan kalau etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri.

Etnosentrisme sendiri bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
·         Etnosentrisme Fleksibel.
Seseorang yang memiliki sikap ini, dapat belajar cara-cara tepat meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka didasarkan pada cara pandang budaya mereka, serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budaya orang tersebut.
·         Etnosentrisme Infleksibel.
Etnosentrisme ini terjadi jika seseorang hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimilikinya dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budaya orang tersebut.

Sedangkan Etnorelativisme merupakan kebalikan atau lawan dari etnosentrisme, yaitu kepercayaan bahwa setiap etnik dinilai memiliki kedudukan yang sama penting dan sama berharganya. Mengetahui mengenai budaya sendiri dan budaya orang lain tidak cukup untuk menumbuhkan sebuah Etnorelativisme.

Ada sebuah cerita lucu yang cukup populer sebagai contoh untuk menggambarkan adanya perbedaan cara pandang terhadap realita dan budaya orang lain:

Alkisah ada 3 orang pemuda dari latarbelakang budaya berbeda yang akan melakukan lomba lari, yaitu pemuda etnis Minang, etnis Madura, dan etnis Jawa. Tebak siapa yang akan memenangkan lomba tersebut?.

Jawabannya adalah orang Jawa, karena disetiap persimpangan jalan, orang jawa selalu memikirkan betapa angkernya tempat itu karena dihuni setan, sehingga dia lari dengan cepat.

Sementara itu orang Madura akan berhenti dipersimpangan melihat-lihat peluang usaha di lokasi tersebut, cocok atau tidak tempat itu untuk jualan sate.

Dan orang Minang pun akan berhenti di setiap persimpangan jalan untuk melihat apakah tempat itu cocok atau tidak untuk membuka rumah makan padang.

Semoga artikel mengenai Pengertian dan Contoh Etnorelativisme dan Etnosentrisme dapat bermanfaat.



3 Komentar pada "Pengertian dan Contoh Etnosentrisme dan Etnorelativisme"

  1. postingan yang sagat bagus kawan...benar benar menambah pengetahuan tentang etnosentrisme..

    BalasHapus
  2. Hehehehehe,,,,,
    kisahnya unik juga,,, berarti orang jawa penakut ya,,,,


    Sama pentingnya,,,, kedudukan,, kebudayaan sesama antar daerah,,,
    Mkasih,,, jadi nambah pengetahuan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya begitulah adanya, kebudayaan yang mengakar dari kepercayaan nenek moyang yang mendasari perbedaan cara pandang setiap suku bangsa di Indonesia buk :)

      Hapus

Silakan tinggalkan komentar untuk saran, kritik, atau pertanyaan. Centang kotak "Beri tahu saya" di bawah komentar untuk mengetahui balasan via e-mail.
Bagi yang membutuhkan informasi spesifik, silakan menghubungi melalui laman Contact Me atau melalui laman Facebook.
Terima Kasih.