Di tengah padatnya jadwal revisi proposal Skripsi yang membuat stress. Baca juga : Panduan Mengerjakan Proposal Skripsi. Saya
akan sedikit bercerita tentang pengalaman kami mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Bertaraf Internasional (PGSD-BI), saat sharing kebudayaan
dengan native speaker dari Australia. Berhubung jumlah mahasiswa yang terlalu
banyak (PGSD-BI angkatan 2008-2011), kami dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan masing-masing 1 native speaker.
Kebetulan saya mendapat native speaker wanita
dari Australia, namanya Kirrily. Namanya aneh ya?. Kirrily merupakan salah satu mahasiswa UKSW yang belajar mengenai bahasa dan
kebudayaan Indonesia.
Kirrily bercerita
banyak sekali tentang pengalamannya selama tinggal di Indonesia, khususnya di Salatiga.
Dia mengatakan sewaktu awal-awal tinggal di Salatiga, dia merasa sangat
terganggu dengan suara adzan di Masjid yang berada di samping tempat tinggalnya. Sekalipun di Australia
banyak terdapat Muslim, tetapi di sana tidak ada orang adzan menggunakan
speaker/ pengeras suara seperti di Indonesia. Dia juga bercerita kalau kebanyakan
warga Negara Australia adalah orang pendatang, sedangkan suku aslinya yaitu suku Aborigin menjadi minoritas di negara sendiri. Saya
sempat heran dengan pernyataan Kirrily ini, karena sejak saya SD sampai saat ini, saya mengira bahwa mayoritas penduduk Australia ya keturunan Suku Aborigin. Ternyata pemikiran dan pendapat saya salah besar.
Tapi mengapa di Australia lebih banyak warga pendatang dibandingkan dengan Suku aslinya…??
Orang-orang Australia berasal dari 100 lebih negara
yang berbeda-beda. Ada banyak bangsa dan kebudayaan di Australia. Orang Inggris
memutuskan untuk menetap di Australia sejak lebih dari 200 tahun yang lalu. Arus
imigrasi sangat memberikan andil terhadap pertumbuhan penduduk Australia. Orang
bermigrasi ke Australia karena alasan-alasan yang berbeda. Kebanyakan mereka datang
ke Australia dengan alasan untuk memperoleh masa depan yang lebih baik bagi dirinya
sendiri maupun bagi anak-anaknya. Antara tahun 1788 dan 1947 para migran datang
dari Inggris dan Irlandia. Antara tahun 1950 dan tahun 1973 kebanyakan migran
datang dari Eropa. Sejak saat itu, terdapat kenaikan arus migrasi dari Timur
Tengah dan dari Asia. Pada tahun 1994-95 kelompok migran kelahiran luar negeri
yang paling pesat pertumbuhannya adalah dari Indonesia dan Hong Kong.
Meskipun orang Australia berlainan asal-usulnya, mereka
hidup damai antara yang satu dengan yang lain. Ada toleransi terhadap
kebudayaan dan bangsa yang berlainan. Hukum Australia melindungi orang dari diskriminasi
Ras. Kebijakan untuk bersikap toleran dan untuk melindungi kebudayaan yang berbeda
tersebut disebut multikulturalisme. Kebudayaan yang dominan di Australia selama
dua dasawarsa terakhir berasal dari Inggris. Para migran di Australia cenderung
mengikuti kebudayaan yang dominan. Mereka cenderung makan, berpakaian dan
berolahraga seperti orang Australia yang berasal dari Inggris.
Sedangkan, untuk agama yang terdapat di Australia
sangat beragam. Kebanyakan orang Australia beragama Kristen. Tetapi sekarang kelompok
yang terbesar adalah kelompok beragama Katolik. Di Australia juga ada sejumlah
kecil penduduk yang memeluk agama Yahudi. Terdapat juga sekelompok orang yang
memeluk agama Islam, Hindu dan juga Budha.
Untuk penduduk aslinya yaitu orang Aborigin telah
hidup di Australia selama lebih dari 50.000 tahun. Kebijakan multikulturalisme
mendorong mereka untuk memelihara kebudayaan mereka. Banyak orang pendatang di
Australia berminat terhadap kebudayaan suku Aborigin. Seni dan musik Aborigin telah
menjadi populer di kalangan warga imigran Australia.
Pemerintah Australia berupaya mempertahankan
keanekaragaman budaya di negara itu, melalui kebijakan multikulturalisme. Secara
bersamaan, melalui keanekaragaman ini, pemerintah berupaya membina kesatuan melalui
bahasa Inggris dan kesamaan dalam sistem politik, hukum, dan pendidikan. Anak-anak
yang dibesarkan di Australia mempunyai banyak kesamaan dalam budaya.
in English, please...
BalasHapushehehehe...
Nice postings.........
hahahha. kita belajar bersama.. jangan lupa mereka makan Kanguru. Ayo siapa yang mau berburu kangguru. Kita pakai Tulup. heheheh, nice posting. 6.6
BalasHapusyuhu....
BalasHapusmereka aja suka belajar bahasa indonesia..
bagaimana dengan kita?????
it's ok if you use Indonesian language in your posting???
BalasHapusenak'e.....jelouse.com :)
indahnya hidup yaaaa bila kita saling berbagi dengan hal hal kecil ini........
BalasHapusyou have a good writing skill,:)
BalasHapusnegara kangguru adalah salah satu negara yang banyak menarik minat pendatang untuk bermukim di negara tersebut, tentu dengan hal itu maka secara tidak langsung mendorong negara itu menerapkan multikulturalisme. nice post for us
BalasHapusSebuah negara/benua yang sarat akan sebuah budaya ya pak.
Hapus