Di dalam dunia pendidikan banyak sekali terdapat metode ataupun model pembelajaran yang menarik, salah satunya adalah metode demonstrasi. Melalui pembelajaran dengan metode demonstrasi ini diharapkan semua siswa dalam kelas bisa aktif dalam pembelajaran. Selain itu siswa juga mampu bekerjasama dengan siswa lainnya untuk memahami materi maupun saat kerja kelompok.
Dalam
hal ini dengan demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan
mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil
kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan harapan.
Pakar mengemukakan bahwa “Demonstrasi adalah cara mengajar
dimana seorang guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses”
(Roestyah,N.K, 1991 : 83). Metode demonstrasi sering digunakan karena merupakan
metode yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas
pertanyaan yang sifatnya pemahaman.
Metode demonstrasi memiliki kelebihan-kelebihan yaitu: Siswa
akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai proses sesuatu yang telah
didemonstrasikan; Perhatian siswa akan lebih mudah dipusatkan pada hal-hal yang
penting yang sedang dibahas; Dapat mengurangi kesalahan pengertian antara anak
dan guru bila di bandingkan dengan ceramah dan tanya jawab, karena dengan
demonstrasi siswa akan dapat mengamati sendiri proses dari sesuatu. Dengan
uraian di atas ditegaskan kembali bahwa dengan demonstrasi akan dapat
mengaktifkan siswa, dapat menghindari kesalahan pengertian dari siswa dan guru,
dan siswa akan merasa lebih terkesan karena siswa mengalami sendiri. Sehingga
akan lebih mendalam dan lebih lama disimpan dalam pikiran tentang sesuatu
proses yang terjadi.
Metode demonstrasi ini
dapat diterapkan pada sebagian besar mata pelajaran, seperti matematika, IPA,
kesenian, dan bahasa Indonesia. Untuk kesempatan kali ini saya akan membahas
penerapannya pada mata pelajaran IPA karena metode ini akan sangat cocok untuk
pelajaran IPA, misalnya untuk kelas 4 pada pokok bahasan bagian-bagian akar.
Siswa akan lebih bisa memahami materi ini bila siswa melihat langsung bentuk
nyata dari tudung akar, inti akar, ataupun rambut akar. Dalam penerapannya kita
akan membawa anak-anak keluar kelas untuk mencari contoh akar dilingkungan
sekitar sekolah. Setelah semua mendapat akar, guru mengajak siswa ke dalam
kelas dan guru didepan menyebutkan bagian-bagian akar dengan akar yang asli. Dengan
cara ini siswa diharapkan dapat belajar dan mengamati objeknya sendiri secara
langsung disertai dengan penjelasan dari guru. Cara ini akan sangat lebih
efektif dibandingkan dengan siswa hanya belajar abstrak dengan
membayang-bayangkan materi atau hanya dengan melihat buku paket diatas meja.
Ingatan siswa pun akan lebih tertanam dan bertahan lebih lama didalam pikiran
siswa jika dibandingkan dengan cara belajar secara konvensional. Selanjutnya siswa
diminta untuk mencari dan menulis bagian-bagian dari akar tersebut.
Setelah siswa belajar
menggunakan metode demonstrasi, dan dilakukan evaluasi ternyata hasil belajar
siswa rata-rata cukup baik dan mengalami peningkatan.
mass,,,,
BalasHapusklau seumpama metode yang lain buat pembelajaran les matematika gitu gimana???
@Asrah. sangat bisa sekali :)
BalasHapusminta artikelnya lagi...
BalasHapus