Kembali lagi untuk mengisi dan berbagi wawasan melalui blog, setelah terakhir kali saya mempublish artikel yang berjudul “Uniknya Tradisi Saparan di Kopeng”. Saat ini saya berkeinginan untuk memaparkan mengenai seluk beluk Stereotype, mulai dari definisi, hingga contoh nyata dari Stereotype. Mungkin ada di antara kawan-kawan yang belum mengetahui
secara jelas apa itu Stereotype?.
Stereotype adalah sebuah pandangan atau cara pandang terhadap suatu kelompok sosial, dimana cara pandang tersebut lalu digunakan pada setiap anggota kelompok tersebut. Kita memperoleh informasi biasanya dari pihak kedua atau media, sehingga kita cenderung untuk menyesuaikan informasi tersebut agar sesuai dengan pemikiran kita tanpa melakukan observasi yang lebih mendalam. Oleh karena kurang melakukan observasi, maka cara pandang mereka cenderung sangat sempit. Ini sudah merupakan pembentukan stereotype. Stereotype bisa dalam hal buruk, bisa juga dalam hal baik.
Kita pasti pernah
mendengar bahwa orang Ambon itu jago nyanyi dan main musik. Ini sesungguhnya salah satu
contoh dari stereotype. Asal muasal stereotype ini pasti gara-gara melihat
banyak penyanyi-penyanyi hebat dari Ambon yang muncul ke publik. Sebut saja Glenn
Fredly dan Andre Hehanusa. Sebelum mereka juga ada nama-nama besar lain seperti
Ade Manuhutu, Enteng Tanamal, Broery Marantika, Melly Goeslow, Harvey
Malaihollo, Lex’s Trio, dan masih banyak lagi.
Melihat keadaan tersebut, masyarakat
langsung menggeneralisasikannya secara sempit dan picik, bahwa semua orang
Ambon itu jago nyanyi dan main musik. Padahal belum tentu begitu kondisi
sebenarnya.
Ini
adalah contoh percakapan singkat antara orang Ambon dan orang Jakarta :
“Wah, elu orang Ambon murtad,” kata si A
(orang Jakarta) pada si B (orang Maluku, Ambon).
“Lho, kenapa?” si B bingung.
“Habis elu satu-satunya orang Ambon yang
nggak bisa nyanyi!” kata si A.
“Haaah? Memangnya semua orang Ambon harus bisa nyanyi!!” kata si B yang merasa malu dan
tidak dihargai.
Ini adalah contoh stereotipe yang dibuat oleh masyarakat, bahwa
orang Ambon jago nyanyi dan main musik, tanpa penelitian yang lebih mendalam. Memangnya
orang Ambon harus pandai menyanyi? Memangnya ada sanksi, baik sanksi adat maupun
agama apabila orang Ambon tidak bisa nyanyi?. Itulah stereotype kawan-kawan!.
Contoh stereotipe di atas adalah salah satu contoh stereotype buruk,
tapi keadaan di atas bisa berubah baik. Bagaimana caranya? Kalo si B (orang
Maluku, Ambon) ternyata kebetulan jago nyanyi juga dan main musik, maka orang-orang
tetap akan memberikan pandangan bahwa orang Ambon benar-benar jago nyanyi.
Well, you gotta think about it.
Semoga artikel tentang Pengertian dan Contoh Stereotype dalam kehidupan sehari-hari dapat bermanfaat bagi kawan semua.
Salam Guru Pantura
Well, you gotta think about it.
Semoga artikel tentang Pengertian dan Contoh Stereotype dalam kehidupan sehari-hari dapat bermanfaat bagi kawan semua.
Salam Guru Pantura
Good Post Boy ,,,,,
BalasHapusDi Negara Tercinta Qita ini memmang banyak stereotype2 yang sebagian besar tidak sesuai dengan kenyataan yang ada,,,
So, jangan langsung percaya dengan anggapan dari kebanyakan orang ,,,
Wait for your next Post ...... hehehehe
nice posting...
BalasHapussetuju dech, kalau kita tidak boleh menjugde seseorang hanya berdasarkan perkenalan sekilas atau hanya mendengar dari pandangan orang yang sudah terlanjur memasyarakat,
harus benar-benar mengenal dulu, baru memberikan penilaian...
good job ^_^
Apik apik hab......
BalasHapussebuah post yg membuka mata batin,,walahhh,,mata hati mksdnya,,hahaha
bnr jangn terlalu menjugde oranglah,, misalkan aq sndiri, walopun namaQ Made yang identik dengan orang bali tp pada kenyataanya aq gak bisa tu menari Bali,,hehehehe curcol...
so,,ini adalah sebuah pembelajaran...
saya tunggu post km yg berikutnya,,
to be continue
memang benar...cara pandang terhadap suatu tidak mesti benar, tanpa kita melihat keadaan Ambon tersebut ( masyarakat nya secaralangsung )
BalasHapusbetul betul .. betul betul betul betul.. :D
BalasHapusseperti pada komen2 teman yg lain " do not judge something/ someone immediately before know the truth" ((((think about that))))
yang penting Kitorang bersodara :)
hahhaha
BalasHapusiya iyu terlalu menyakitkan
Saranya akan muncul tu..
heheh
bineka tunggal Ika. Horassss bah
monggo mas...
semoga dengan maraknya stereotipe yang beredar di masyarakat kita tidak mengurangi rasa persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia.. tetap semangat kawan.. go give us more interested posting..
BalasHapusstereotype..... itu tergantung bagaimana sudut panaang seseorang dalam menilai apapun yang mereka lihat and rasakan terhadap masyarakat dari daerah lain...stereotype can be positive and negative...
BalasHapusyang penting tetap bhinneka tunggal ika....
betul apa kata mu hab,,,,,,,,sebagai manusia di mana kita hidup di negara yang mempunyai banyak kebudayaan jangan sampai terpengaruh dengan apa yang di omongin orang2 yang kadang mereka menganggap kebudayaan sendiri lebih baik dari pada yang lain. Betul gakk???
BalasHapushmmmmm asekk....
BalasHapussetuju sekali dari komentar kalian aku...hadewhhh
stereotipe emang percaya gk percaya sih.... tp kita ambi positifnya, paling tidak kita akan lebih tau karakter seseorang atau kelompok orang dari stereotipe ini kan.... jadi kita punya bekal dalam menghadapi orang orang yang kita gambarkan berbeda terdebut....
ahhh...enggak juga orang indonesia juga bisa nyanyi contohnya aku.hehehehe, tu karena kebetulan aja penyanyi yang bagus orang ambon.
BalasHapusorang ambon juga kan orang indonesia kaaaak:(
Hapusbagus sekali postinganmu dolll... ini mengajarkan kita agar tidak berstereotype tanpa bukti nyata.. right???
BalasHapusyg jelas hati2 aja deh ketika kita melihat kelompok orang, jgn pernah langsung memutuskan bahwa semua orang dalam kelompok itu mempunyai kesamaan. salah2 nnt efeknya buruk untuk kita sendiri dan juga orang2 dalam kelompok tersebut
BalasHapus@cansDguus
BalasHapusJooossst kawan :D